Cara meningkatkan konsentrasi dan fokus – menemukan ide, inovasi dan kreatifitas :
Tidak mudah melatih konsentrasi dan fokus. Pada dasarnya pikiran yang selalu santai dan menikmati suasana yang sedang dihadapi membuat diri ini lebih mudah berkosentrasi.Walau banyak tekanan yang datang, jangan sampai semuanya itu mengacaukan pikiran kita. Jika kita senantiasa bersyukur, pikiran lebih ringan dan hati juga lega menikmati semua yang telah terjadi.
Pada dasarnya mustahil untuk mengubah dunia ini seperti apa yang diinginkan karena kita hidup bersosial bersama orang lain. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mengerti dan memahami segala situasi agar pikiran ini tidak terbeban untuk menuntut ini-itu.
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kebanyakan manusia hanya menggunakan 10% dari kapasitas otaknya secara keseluruhan. Mengapa kinerja berpikir tidak maksimal? Yes, karena penghambat dan pengotor yang terus bermunculan hari lepas hari. Ayo kita bahas, apa saja penghambat dan pengotor dalam keseharian kita kemudian bagaimana mencari, menemukan dan mengembangkan kemampuan berpikir, berinovasi dan berkreasi . Berikut peta konsepnya :
1. Belajar dari sejarah
Pendahulu kita pernah mengeluarkan pernyataan (Soekarno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah masa lalunya”. Rupa-rupanya fakta sejarah sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Orang-orang hebat yang kreatif dan inovatif selalu tercatat dalam sejarah. Lewat sejarah kita bisa memetik banyak pelajaran berharga agar menjadi bangsa yang lebih baik. Lewat sejarah kita bisa mengambil banyak pengalaman berharga agar keseharian kita lebih baik.
Sejarah dengan kualitas “numero uno” adalah kitab suci. Dari sana kita bisa mempelajari bagaimana manusia hidup pada mulanya (manusia primitif/ prasejarah) dimana kreativitas dan inovasi terus berkembang dari satu masa kemasa lain hingga mereka menemukan terang yang membawa damai dihati. Pada akhirnya Manusia menyadari hakekat dan kodratnya sebagai mahkluk sosial yang selalu memperbaiki dan mempersiapkan diri untuk menyambut kehidupan kedua setelah kematian yang lebih mulia dari yang sekarang.
Sejarah yang diulas dengan sudut pandang dan gaya bahasa yang berbeda-beda dimana manusia pada awalnya memiliki pola pikir kebinatangan hingga sampai pada suatu masa dimana mereka disadarkan oleh seorang tokoh (penyelamat) yang menunjukkan mereka “bagaimana cara hidup yang lebih manusiawi”. Intinya teman dari kitab suci kita bisa belajar “motivasi revolusi mental untuk menjadi manusia seutuhnya”.
2. Belajar dari tokoh
Belajar dari tokoh adalah membaca buku, baik yang cetak maupun yang online. Bayangkan jika anda membaca buku karangan seorang Profesor, “itu sama artinya anda memindahkan ilmu profesor yang telah ia pelajari bertahun-tahun kedalam kepala ini”. Oleh karena itu buku dianggap sebagai “jendela dunia” yang dapat membuka wawasan dan menginspirasi banyak orang.
3. Tujuannya untuk kebaikan semua orang
Ini hukum alam teman. Dari dulu sampai sekarang angkara murka selalu dikalahkan oleh kebaikan. Demikian juga dengan kita, jika diri ini hanya bertujuan untuk ego semata niscaya walah sempat berdiri akan tetapi tidak dapat terus tegak. Ada waktunya goyah dan terhempas oleh badai musim panas.
4. Tidak usah mengurus hal-hal yang tidak penting
Tidak semua hal yang datang kehadapan kita itu penting. Ada hal-hal yang tidak perlu dipusingkan, tidak perlu diambil alih untuk dikerjakan karena tidak mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain. Jangan tertipu oleh pantulan fatamorgana trend yang seolah-olah indah akan tetapi sesungguhnya syarat dengan hawa nafsu.
Contoh kecil Menang dan Kalah yang tidak penting
5. Hilangkan pengotor dalam pikiran alias pikiran kotor
Pengotor dalam pikiran adalah penghambat yang sifatnya bersarang dalam hati dan cenderung mempengaruhi kehidupan kita secara keseluruhan. Berikut ini pengotor yang biasanya ada dalam pikiran :
a. Lemah hati/ cengeng/ tidak mandiri
Ditekan lewat komunikasi saja sudah ciut nyalinya. Diterpa cobaan sedikit sudah keok. Dihempaskan gelombang beberapa meter sudah undur. Baru kalah dua tiga kali sudah menyerah. Orang yang lemah hatinya tidak akan bertahan lama didunia yang penuh dengan ketidak pastian ini.
Orang yang tidak mau mandiri akan dikalahkan oleh riak kecil. Hati yang lemah dan tidak mau mandiri adalah calon-calon orang melarat.
b. Egois/ Mau Menang Sendiri
Orang yang egois tidak bisa hidup dengan tenang sebelum dia menang dan menguasai seluruh dunia ini. Sikap ini menguras energi fisik dan kosentrasi berpikir menjadi lebih padat. Akhirnya ide untuk berinovasi dan berkreasi hilang sudah.
c. Sombong
Untuk sombong itu mudah karena tidak butuh kinerja otak lebih. Namanya juga kesombongan, pasti haus terus dan berusaha mempertahankan kesombongannya tetap diatas angin, “inilah yang menguras kinerja otak”. Ujung-ujungnya tidak bersisa lagi untuk memikirkan ide, inovasi dan kreativitas.
d. Rasa Bersalah
Rasa bersalah disebabkan oleh dua hal, yaitu :
Rasa bersalah karena melanggar aturan/ berbuat tidak benar.
Rasa bersalah karena telodor didepan umum
Tekanan dari dalam diri sendiri karena rasa bersalah membuat kita stagnan dan tidak maju-maju. Selain menguras energi fisik dan mental, rasa bersalah juga melelahkan untuk dipikirkan karena biar bagaimanapun kita terbeban oleh karena kesalahan sendiri.
Siapa sih teman yang tidak pernah salah? Tidak ada seorangpun yang benar didunia ini. Khilaf itu biasa akan tetapi jatuh dalam lubang yang samalah yang sering menggalaukan hati ini.
Belajarlah dari kesalahan teman karena kesalahan bisa membuatmu lebih kuat bahkan jika anda lebih tulus menerima rasa malu itu dan mau mengubah diri dengan tekun maka kelak akan merasakan bahwa kesalahan membuat kita lebih hebat.
e. Kebencian dalam hati
Kebencian itu seperti kanker. Terus berkembang dan menguras energi juga melelahkan bagi pikiran. Kita boleh tidak suka sama seseorang, bisa juga marah kepadanya. Namun seiring waktu berjalan biarlah semuanya itu berlalu juga teman. Alangkang bijaknya jika anda tidak membalas kebencian dengan kebencian karena tindakan ini akan membuat anda berkutak terus dalam lingkaran kebencian yang tiada akhir. Kalau diingat-ingat terus akan menguras kapasitas pikiran akhirnya sisa space yang ada tidak cukup untuk memikirkan ide, inovasi dan kreatifitas.
f. Dendam
Dendam setali seurat dengan benci, sama-sama kanker yang suatu saat akan memakan korban. Masalahnya adalah korbannya itu bisa orang lain akan tetapi bisa juga seperti bumerang yang melemahkan dan menjebloskan diri sendiri. Yang lalu biarlah berlalu, jika masih bisa diperbaiki, ya silahkan saja. Akan tetapi jika tidak dapat di fix, ikhlaskan saja teman.
g. Ketakutan/ keraguan/ kebimbangan akan masa depan (kuatir)
Kekuatiran berhubungan dengan waktu yang akan datang. Pikiran manusia memang hebat, bisa melintasi ruang dan waktu. Sekalipun demikian teman, bukan berarti kita berhak memikirkan hal-hal yang masih belum terjadi (masa depan). Masa depan serahkan saja sama yang kita percaya sejak dari mulanya semesta ini dibentuk. Ciptaan yang lain seperti burung, tidak pernah takut dengan hari esok tapi toh dicukupkan kebutuhannya sama Yang Diatas. Kalau menatap masa depan saja kita takut-takut, bagaimana bisa berpikir jernih?
h. Galau, gundah gulana
Galau itu bukan penderitaan tapi sebuah masalah ketidak sesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang telah terjadi. Perasaan galau kadang tidak jelas, mungkin butuh sedikit refreshing. Intinya adalah jika sedang galau jangan mau menyendiri terus. Ubahlah suasana hati dengan berbaur lalu berkomunikasi yang indah dengan lingkungan sekitar atau setidaknya bercucok ria dengan teman-teman di medsos.
6. Hilangkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kedamaian hati
Kebiasaan buruk adalah perilaku yang tidak baik dan dilakukan berulang-ulang. Kebiasaan buruk ini terdiri dari :
a. Tidak sabar
Tidak sabaran itu buruk sekali teman. Hidup di dunia ini butuh proses. Kalau orang lain, doanya cepat dijawab, jangan berkecil hati. Setiap orang berbeda rejekinya, terimalah dengan lapang dada dan penuh rasa syukur. Tetap bertekun dalam pengharapan dan semangat dalam kerja keras. Semuanya indah pada waktunya teman, lebih banyak sabar itu lebih baik. Suatu saat doa dan usaha anda akan dijawab juga.
b. Pemarah
Marah-marah adalah akibat dari ketidak sabaran tadi. Aktivitas ini banyak menguras energi fisik dan sangat mengganggu konsentrasi sendiri dan juga orang lain. Oleh karena itu menahan emosi dengan menekan ego sendiri adalah lebih baik untuk perkembangan berpikir, berinovasi dan berkreasi.
c. Berburu popularitas
Apapun yang kita lakukan jika tujuannya sekedar untuk populer niscaya tidak akan bertahan lama. Akan tetapi berbeda halnya jika kita niatnya untuk memberi manfaat bagi orang banyak, pasti terus bertahan terang terus.
Sudah dapat inspirasi “waw” karena tujuannya dari awal untuk populer, terlalu diekspose biar terkesan hebat. Kebiasaan mengumbar kelebihan sendiri cenderung membuat diri ini merasa hebat sendiri lalu ide itu tertahan akhirnya berhenti sampai disitu alias tidak berkembang lagi
d. Susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah (iri hati)
Orang yang iri hati biasanya Suka usil/ mengganggu ketenangan/ kesenangan orang lain. Kebiasaan ini membuat kepribadian kita cenderung mengarah ke negatif dan pikiranpun sesatlah.
Menjadi pribadi pengganggu itu butuh energi ekstra. Ide-ide yang kita gali cenderung sama seperti aktivitas yang kita tekuni. Jika aktivitas ini mengganggu orang maka niscayalah yang dipikirkanpun tentang yang jelek-jelek.
e. Berburuk sangka/ Prasangka buruk
Pikiran ini luas dan dalam yang bisa kemana saja dan menelisik hal-hal yang belum tentu telah terjadi atau belum tentu akan terjadi. Oleh karena itu kendalikan arah pikiranmu kawan…. Jangan menelisik hal-hal yang belum kelihatan yang cenderung merendahkan orang lain. Sadar atau tidak, prasangka buruk ini menguras energi otak kita sehingga tidak ada lagi waktu untuk memikirkan ide-ide yang lebih menarik
f. Suka ikut campur urusan orang lain
Ini kebiasaan paling boros, boros tenaga dan juga boros pikiran. Oleh karena itu selalu perhatikan kapasitas diri ini sejauh apa? Tidak perlu menyerobot wewenang orang lain dan berlelah pada sesuatu yang ada diluar jangkauan kita. Jangan buang energi untuk hal-hal yang sia-sia dengan selalu memperhatikan aturan yang berlaku.
Ikut campur urusan orang lain berbeda jauh dengan empati. Ikut campur dalam hal ini berhubungan dengan pelanggaran aturan yang berlaku dan disengaja. Ini disebut juga melakukan hal yang tidak sepantasnya karena diluar batas kewenangan. Sedangkan empati adalah ekpresi spontan yang diungkapkan ketika orang lain mengalami sesuatu.
g. Suka menghakimi/ men-judge orang lain
Mengeluarkan pernyataan yang men-judge orang lain membuat kita lebih berpikir ekstra untuk mencari-cari alasan yang memperkuat pernyataan itu sekalipun kadang alasan itu hanya bualan belaka. Bagaimana kalau kita terbukti salah? Kebiasaan ini jelas menganggu konsentrasi.
h. Menuduh sembarangan/ Fitnah
Ini adalah ekspresi yang terburu-buru. Biar bagaimanapun kita tidak boleh mengumbar analisis sembarangan sebelum fakta membuktikan dilapangan. Sesumbar yang menjadi fitnah akan membebani pikiran sekaligus mental ini. Berusaha membela diri karena cenderung tidak ingin dikatakan salah akan menghabiskan seluruh space yang tersisa dalam pikiran sehingga otak ini mandek ketika memikirkan ide tentang inovasi dan kreativitas. Belum lagi kalau kita ketahuan salah.
i. Suka mengumbar kebohongan/ munafik
Kebohongan kalau dipelihara akan menyebabkan ketergantungan yang masif (tidak disadari). Orang yang terus berbohong akan dicap munafik. Energi dan pikiran yang terkuras tidak sedikit dikala kita menutup kebohongan yang satu dengan kebohongan yang lain. Bagaimana jadinya ketika kita diketahui munafik? Kebiasaan ini jelas memboroskan kinerja otak sehingga tidak mungkin lagi berkosentrasi dan memikirkan ide, inovasi dan kreativitas.
j. Doyan pornografi
Manusiawikan Nafsu Seks – Jenis-jenis pornografi itu banyak. Dari yang paling ringan daya ikatnya: gambar, video dan yang paling kuat dan paling lama bertahan dalam pikiran ini adalah cerita porno. Kesan pertama ketika menikmati konten ini adalah senang tapi kita tidak menyadari kesenangan sesaat ini terus mengiang di kepala ini. Pada akhirnya, konsentrasi terganggu dan fokus berpikir hilang. Malah pikiran mengarah ke hal-hal yang tidak karuan.
k. Malas
Kebiasaan ini adalah kebiasaan yang sudah ada sejak jaman purba kala. Orang malas suatu saat akan berpapasan dengan kemiskinan. Kalau kemiskinan harta masih bisa disantuni. Namun kalau kemiskinan mindset dan moral bagaimana mau dibantu? dinasehati saja tidak mau dengar (bebal).
7. Tekun displin dan kerja keras
Tiga etos kerja ini menunjukkan bahwa kita cinta dengan apa yang dikerjakan. Cinta itu artinya, kita dekat dengan pihak-pihak atau hal-hal yang berhubungan dengan apa yang dikerjakan. Kedekatan ini membuat kita mampu lebih teliti dan lebih detail dalam melakukan pekerjaan tersebut. Ketika diri ini bisa memperhatikan lebih teliti membuat mata, telinga dan pikiran lebih peka pada hal-hal yang perlu disempurnakan. Inilah yang namanya inovasi. Inovasi yang terus dikembangkan akan menghasilkan karya-karya kreatif, khas yang lain dari yang lain.
8. Ingatlah bahwa kita mahkluk sosial
Berbaur dengan orang-orang disekitar mendorong kita untuk menemukan ide. Tanpa di sadari interaksi yang terjadi lewat komunikasi dapat menginspirasi secara tiba-tiba. Oleh karena itu, walau internet bisa membuat kita berinteraksi secara online jangan juga mau meninggalkan interaksi langsung didunia nyata. Interaksi didunia nyata itu lebih jelas lagi kejujurannya bisa diamati dan dipastikan secara langsung. Temukan inspirasi dari teman-teman, sahabat dan keluarga.
9. Jangan berhenti berbuat baik
Kebaikan itu seperti poin + (plus) yang suatu saat akan kembali ke kita. Kumpulkan terus poinnya teman. Walau dunia ini semakin egois dan semakin jauh dari kebaikan, jangan di ikuti teman. Tegaskan komitmen untuk selalu berbuat baik sekalipun tantangannya banyak bahkan sekalipun orang yang sudah kita baikkan berubah membenci, jangan bimbang atau menyerah teman. Suatu saat nanti musim panen tiba dan kita akan menuai dengan berbahagia karena lumbung-lumbung penuh bahkan melimpah.
10. Tetap Santai dan Rileks
Mendapatkan suasana santai dan rileks itu memang mudah. Jalan-jalan saja ketempat-tempat dengan scene (pemandangan) yang indah. Ini juga disebut refresihing, melepas penas sesaat dan menikmati indahnya lingkungan sekitar. Ini baik untuk meringankan otak sehingga lebih fresh untuk kembali berpikir jernih.
Tapi sampai kapan kita baru bisa rileks hanya lewat refresihing? Bukankah kalau terlalu sering justru membosankan? Oleh karena itu teman, alangkah baiknya jika kita bisa menikmati suasana yang kita hadapi.
Situasi & kondisi jelas tidak bisa ditebak, selalu berubah-ubah bahkan kadang menjengkelkan. Oleh karena itu kemampuan kita menyesuaikan diri dan mengerti situasi sangat dibutuhkan agar diri ini tetap santai saat genting. Nikmati situasinya dalam rasa syukur dan temukan damai disegala keadaan.
Jika kita bisa menikmati suasana hidup ini, jalan-jalan disekitar rumah, duduk bahkan tidurpun menjadi suasana yang indah dimana memberikan kesan santai dan rileks.
11. Ada waktu untuk meninggalkan semua rutinitas biasa lalu meluangkan waktu untuk berpikir
Komunikasi itu indah tapi ada saatnya kita untuk meninggalkan interaksi dalam kehidupan bersosial, seperti bercengkrama, menonton sinetron, mendengar radio, surfing didunia maya dan masih banyak lagi, lalu kemudian memberi sedikit waktu untuk menyendiri dan berpikir. (A.r.Sudirdjo)
Untuk hypnotherapy
Rumah Sehat Thera afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD No. 15
Kelapa Gading
Hp.08111494599
087883171247