Forensic Hypnosis



FORENSIC HYPNOSIS 


Berikut saya sampaikan tulisan dari salah satu guru saya *Mas Mardigu WP* 

Forensic hypnosis adalah salah satu cabang ilmu hipnosis yang fokus pada penggalian data/memori (memory retrieval) di pikiran bawah sadar subjek.

Forensic hypnosis salah satunya digunakan dalam penyidikan untuk membantu saksi mengingat kembali kejadian dan memberikan gambaran mengenai pelaku atau orang yang dicurigai sebagai pelaku. Tidak semua upaya mengingat kembali suatu kejadian membutuhkan bantuan forensic hypnosis. Forensic hypnosis digunakan apabila semua upaya standar telah dilakukan dan saksi (korban) tetap tidak mampu mengingat kejadian, karena terjadi blocking yang mengakibatkan (selective) amnesia.

Satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh hipnoterapis, yang melakukan forensic hypnosis, yaitu ia tidak bisa membuat atau memaksa seorang tersangka untuk mengaku sebagai pelaku kejahatan karena hal ini tidak mungkin bisa dilakukan. Kasus persidangan pertama yang melibatkan forensic hypnosis adalah kasus Cornell vs Superior Court of San Diego di tahun 1959.

Proses melakukan forensic hypnosis mirip, namun berbeda, dengan proses mencari akar masalah dalam hipnoterapi. Dalam hipnoterapi, hipnoterapis membantu klien menemukan akar masalah yang mengakibatkan munculnya simtom umumnya dengan menggunakan teknik affect bridge yang dilanjutkan dengan age regression. Dalam forensic hypnosis hipnoterapis tidak mencari akar masalah namun berusaha menggali data yang ada di pikiran bawah sadar subjek dengan menggunakan age regression ke spesific event, dalam hal ini ke segmen memori yang menyimpan data kejadian.

Dalam hipnoterapi data apapun yang muncul, tergali, atau dimunculkan oleh pikiran bawah sadar, yang berhubungan dengan simtom, adalah “benar” karena berdasarkan realita subjektif klien, dan materi ini mempunyai validitas terapeutik. Hipnoterapis, dalam hal ini, tidak berkepentingan untuk menyelidiki validitas atau keabsahan data objektif. Hipnoterapis menggunakan data apapun yang diperoleh untuk melakukan restrukturisasi afektif dan kognitif demi kesembuhan klien.

Namun hal ini sangat berbeda dalam konteks forensic hypnosis. Penggalian data atau memory retrieval yang dilakukan dalam sesi forensic hypnosis tidak bertujuan untuk mencari akar masalah namun untuk mendapatkan penjelasan naratif dan deskriptif mengenai kejadian tertentu yang berhubungan dengan penyelidikan.

Walaupun mengggunakan forensic hypnosis tidak berarti dan juga tidak menjamin bahwa data yang berhasil digali adalah pasti data yang akurat dan benar. Berbagai riset yang dilakukan terhadap memori saksi mata dan kondisi hypermnesia menunjukkan bahwa memori bersifat rekonstruktif, yaitu tidak seperti video yang merekam kejadian apa adanya dan selanjutnya akan menampilkan hasil rekaman itu juga apa adanya (Bowers & Hilgard, 1988). Sebuah “memori” bisa sebagian berisi informasi apa adanya, bisa sebagiannya fantasi, atau bisa juga terkontaminasi oleh memori lainnya.

Ketidakuratan memori yang tergali atau diingat dipengaruhi oleh proses masuknya informasi ke memori (fase recording), fase penyimpanan data di memori (fase retention), dan saat penggalian data (fase retrieval).

Setiap fase ini rawan distorsi. Fase recording ini dipengaruhi banyak hal, antara lain kondisi mental dan emosi subjek saat mengalami kejadian dan juga dipengaruhi situasi dan kondisi lingkungan tempat terjadinya kejadian.

Fase retention adalah fase tersimpannya data di memori (pikiran bawah sadar). Dalam fase ini data tidak statis karena bisa mengalami distorsi, berkurang atau bertambah, karena mendapat pengaruh dari faktor eksternal, dan lebih sering karena faktor internal, yaitu data awal tercampur dengan data sebelumnya atau sesudahnya.

Fase penggalian data (retrieval) juga sangat berpengaruh pada data apa yang muncul dan seberapa besar distorsi yang terjadi. Di fase inilah forensic hypnosis dilakukan. Susunan kalimat, pilihan kata, tekanan dan intonasi suara, ekspektasi, dan bahasa tubuh hipnoterapis saat mengajukan pertanyaan kepada subjek sangat menentukan data apa yang akan keluar dari memori.

Amnesia adalah kondisi lupa sebagian atau menyeluruh terhadap suatu kejadian yang diakibatkan oleh shock, gangguan psikologis, kerusakan pada otak, atau sakit. Dalam konteks hipnoterapi amnesia terjadi karena faktor psikologis yaitu karena seseorang mengalami pengalaman traumatik yang bermuatan emosi negatif intens sehingga pikiran bawah sadar melakukan fungsi defense mechanism dengan menekan informasi ini ke bawah sadar agar tidak dapat diakses oleh pikiran sadar. Saat forensic hypnosis dilakukan subjek akan mengalami hypermnesia yaitu meningkatnya daya ingat secara luar biasa sehingga bisa mengingat dengan detil kejadian atau pengalaman di masa lalu. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat forensic hypnosis tidak hanya berhenti di level hypermnesia namun harus bisa membawa subjek masuk ke kondisi revivification atau mengalami kembali pengalaman atau kejadian sebelumnya, bukan sekedar mengingat.

Satu kondisi yang juga perlu diwaspadai dalam melakukan forensic hypnosis adalah cryptomnesia, yaitu suatu memori yang sudah terlupakan dan tiba-tiba muncul kembali tapi tidak dikenal sebagai sesuatu yang telah terjadi atau pernah dialami oleh klien. Umumnya memori ini muncul kembali dalam bentuk ide “orisinal” atau intuisi.

Hasil riset (Sheehan, 1988) menyatakan bahwa rasa percaya diri subjek dalam mempertahankan kebenaran informasi yang didapatkan melalui sesi hipnosis sama sekali tidak ada hubungannya dengan akurasi informasi itu.

Hipnosis sendiri tidak mendistorsi memori namun karena sifat subjek yang (sangat) sugestif, saat berada dalam kondisi deep hypnosis, membuatnya rentan terhadap sugesti dan bias yang diterimanya selama atau bahkan setelah proses hipnosis selesai. Distorsi memori dapat terjadi di luar atau di dalam kondisi hipnosis, seperti yang dinyatakan oleh Bowers dan Hilgard (1988), “considerable care is needed to avoid attributing to hypnosis problems that really belong to domain of memory per se”.

Subjek yang dihipnosis menceritakan memori mereka dengan penuh percaya diri. Hal ini mungkin diakibatkan oleh pikiran yang fokus, sebagai karakteristik hipnosis. Seringkali walaupun memori saksi mata ternyata telah terkontaminasi dan keliru mereka tetap menyampaikan hal yang mereka ingat dengan sangat percaya diri.

Konsensus mengenai hipnosis hingga saat ini adalah sebagai berikut:

1.Sugesti yang diberikan dalam kondisi hipnosis mampu meningkatkan daya ingat secara signifikan. Hipnosis, bila berdiri sendiri, tidak dapat mengakibatkan atau menghasilkan pengaruh apapun, bila tidak disertai pemberian sugesti yang sesuai.

2.Jumlah dan akurasi memori yang di-recall bergantung pada jenis materi yang diingat. Materi yang bermakna, mempunyai muatan emosi yang tinggi, seperti laporan mengenai seluruh kejadian dan seluruh kalimat, lebih mudah diingat daripada kata-kata atau angka-angka yang berdiri sendiri. Tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa hypermnesia efektif untuk me-retrieve/menggali keluar suku kata yang tidak bermakna.

3.Hipnosis mampu memfasilitasi mengingat materi yang mengakibatkan kecemasan.

4.Revivification (mengalami kembali suatu kejadian) yang dilakukan melalui age regression umumnya jauh lebih efektif dan signifikan daripada teknik menceritakan kejadian yang dilakukan dalam kondisi hypermnesia.

5.Age regression tidak murni bersifat apa adanya. Materi yang didapat melalui regresi hingga usia delapan tahun bisa berisi informasi yang berasal dari masa sebelum dan sesudah usia ini dan bisa mewakili pandangan subjek yang dewasa atas apa yang disukainya saat ia berusia delapan tahun.

6.Baik hypermnesia dan age regression rentan terhadap ketidakuratan dan false memory.

Semoga manfaat

Tabik
-haridewa-

Kursus Gurah Angkatan 27 Usai












Kursus gurah usai

Pelatihan Gurah di Jakarta;

Hari ini (25/8) bertempat di the Thera Institute of Indonesia - Pusat pelatihan terapis  di KelapaGading, Jakarta, telah terselenggara pelatihan Gurah hidung yang diikuti beberapa peserta dari berbagai kota, diantaranya Banda Aceh, Palembang, Bandung, Subang dan Jabotabek.

Gurah hidung adalah terapi pengobatan tradisional yang menggunakan ramuan herbal khusus dengan tujuan untuk membersihkan lendir dan dahak yang ada di dalam tubuh, yakni membersihkan saluran pernapasan baik napas atas maupun bawah, sehingga efeknya bagi yang bergurah akan mudah untuk bernapas kembali dan napasnya jadi panjang.

Umumnya, dahak dan lendir tersebut disebabkan oleh polusi, virus, dan paparan zat kimia.

Pelatihan dimulai dari jam 9.oo pagi  sampai jam 4.oo sore. Yang dibahas selain cara bergurah juga termasuk membuat ramuan dengan bahan gurah yang mudah dicari di pasar sayur dan tentu saja murah dan menyehatkan.

 https://gurahcor.blogspot.com/2019/08/kursus-gurahpun-usai.html?m=1

Bila anda tertarik belajar terapi  gurah private, bisa hubungi :

Rumah  Sehat Thera Afiat
Jln. Kelapa Sawit Raya Bermis Gading,
Flat B3/7
Kelapa Gading.
Jakarta utara.

Telp.   08111494599
087883171247

Ahli Gurah Bersertifikat, Gurah Cor, Gurah hidung, Gurah Suara, Gurah terdekat, Jakarta Utara, Kelapa Gading, Kursus Ahli Gurah, Kursus Gurah Cor, Kursus Gurah Hidung, Kursus Gurah Suara, Thabib Verri JP MA

TrerD Di Bandung


Full day Workshop TrerD;
Pelatihan Thera Regression Emotional Release Disorder. Bersama Master Trainer Dede Mustafa.

Pelatihan Full day work shop di Vio Hotel Indonesia, Cimanuk, Bandung, pada hari Sabtu, 20 Jan 2018. Terselenggara bersama The Thera Institute of Indonesia dan kelompok Kesadaran Jiwa Sehat Indonesia (KJSI), Bandung.

Semoga acaranya berlangsung dengan sukses.. dan berguna bagi para peserta yang datang dari Yogyakarta, Cirebon, Majalengka, Jakarta dan Bandung,  harapannya  bisa diterapkan di wilayah masing2.

#TrerD
#Hypnotherapy
#verrijp
#theraafiat
#therainstitute