Stres pada pekerjaan
Seorang karyawati Bank BUMN terkemuka menemui saya untuk meminta bantuan menyelesaikan masalahnya, stres menghadapi pekerjaan.
Klien : Pak dede, saya punya masalah, saya sering stres menghadapi pekerjaan yg saya emban sekarang, dada saya sering sesak dan jantung terasa sakit.
Saya sudah periksa ke dokter, jantung, paru2, dan organ lainnya sehat sehat saja.
Saya : intensitas stres dan sesaknya sering ibu alami?
Klien : Sering banget pak, padahal saya mau dipromosikan menjadi kepala cabang pembantu, tapi saya tidak semangat sama sekali, karena stres selalu melanda saya.
Saya : sejak kapan ibu mengalaminya?
Klien : sejak saya mulai bekerja pak.
Saya : yakin ibu sejak mulai bekerja?
Klien : Ya pak, seingat saya sejak mulai masuk kerja.
Saya : Baik ibu, kita mulai untuk melakukan terapi, tujuan terapi untuk membantu menyelesaikan permasalahan ibu, sediakan diri ibu sepenuhnya mengikuti proses terapi tahap demi tahap.
Apakah ibu bersedia sepenuhnya?
Klien : ya pak, saya bersedia sepenuhnya.
Saya : baik bu, kita mulai, posisikan diri ibu senyaman mungkin.
Proses terapi....
kondisi klien sudah dalam kondisi deep trance, dimana gelombang otak mulai turun ke level yg rileks dan nyaman dan pikiran logika klien tidak bekerja lagi.
Saya : semakin ibu mendengarkan suara saya, biarkan diri ibu semakin rileks dan nyaman, apapun yg saya sampaikan diterima dan dijalankan sepenuhnya oleh pikiran bawah sadar ibu, demi kebaikan dan kemajuan hidup ibu.
Sekarang, timbulkan dalam pikiran dan perasaan ibu hal-hal yg selama ini menghambat kesehatan dan kemajuan hidup ibu.
Biarkan pikiran dan perasaan itu semakin kuat.
Dan sekarang katakan !.
Klien : Dada saya sesak, jantung saya sakit, saya tidak nyaman, stres menghadapi pekerjaan (klien mengalami kembali perasaan yg tidak menyenangkan).
Saya : baik, sekarang bawa diri ibu ke masa lalu, dimana pada masa itu pertama kali ibu mengalami masalah ibu atau yang menjadi akar masalah dari masalah ibu.
Sekarang !.
Ibu berada dimana sekarang?
Klien : berada di sebuah kantor bank, sedang teken kontrak.
Saya : Apa yang sedang ibu alami saat ini, apa yang ada di pikiran dan perasaan ibu?
Klien : saya stres, dada saya sesak, karena saya harus bekerja di sini, saya teken kontrak terpaksa.
Saya : baik, sekarang bawa diri ibu lebih jauh lagi ke masa lalu, sekarang!.
Ibu sedang berada dimana?
Klien : di kantin kampus tempat saya kuliah.
Saya : Apa yang sedang ibu alami saat ini, apa yang ada di pikiran dan perasaan ibu?
Klient : saya stres, merasa berat menghadapi kuliah saya, menghadapi skripsi, saya merasa terpaksa kuliah di sini, dada saya sesak, jantung saya sakit.
Saya : baik, sekarang bawa diri ibu lebih jauh lagi ke masa lalu, sekarang!.
Ibu sedang berada dimana?
Klient : sedang di rumah, bersama bapak ibu.
Saya : Apa yang sedang ibu alami saat ini, apa yang ada di pikiran dan perasaan ibu?
Klient : saya kecewa dengan bapak saya, saya tidak berdaya, saya marah, saya stres, bapak saya memaksa saya untuk kuliah di ekonomi, agar saya bisa bekerja di perusahaan ternama, saya tidak nyaman diginikan.
Saya : baik, sekarang bawa diri ibu kembali ke masa sekarang, dimana ibu sedang bersama saya. Sekarang!.
Ibu berada dimana sekarang?
Klien : di ruangan bersama pak dede.
Saya : baik, sekarang bawa diri ibu ke masa lalu ibu, dimana ibu sedang berada dirumah bersama bapak dan ibu, tapi ibu tetap menjadi diri ibu yg sekarang.
Sekarang !.
Ibu berada dimana dan melihat siapa?.
Klien : saya melihat diri saya dan bapak berada di rumah.
Saya : sedang apa diri ibu?
Klien : ia sedang menangis, kesal, stres karena bapaknya memaksa ia.
Saya : sekarang, temui ia, tanyakan apa yang ia butuhkan agar ia tenang dan nyaman, agar ia menerim dgn ikhlas sepenuhnya keadaan ini, agar ia kemaafkan dirinya dan memaafkan sepenuhnya bapaknya.
Saya biarkan klien berkomunikasi dengan dirinya sendiri, menemukan solusi sendiri,
Setelah dirinya klien yg dulu sudah tenang dan nyaman, menerima keadaan dgn ikhlas, memaafkan dirinya dan bapaknya.
Saya meminta klien membawa dirinya ke masa depan, dimana ia sedang melakukan aktivitas pekerjaan, dan klien sudah merasa nyaman dgn pekerjaannya, tidak stres, sesak, dan jantungnya tdk sakit.
Membawa klien ke masa depan untuk memastikan apakan masalah klien sudah teratasi.
Seterusnya saya bawa klien ke normal state menaikan gelombak otak klien ke kondisi normal dan pikiran logika sudah bekerja kembali.
Setelah klien dalam kondisi normal state, klien merasa ada perubahan pada dirinya.
Saya test kembali, saya minta klien membayangkan pekerjaannya, ia merasakan biasa2 saja, tenang dan nyaman.
Di hari kemudian klien mengabarkan ke saya bahwa ia sudah nyaman nyaman saja menghadapi pekerjaannya, ia penuh semgat dan percaya diri, tidak ada lagi stres, sesak, dan jantungnya sakit.
Dari pengalaman klien, stres terhadap pekerjaannya bukan karena pekerjaanya, tapi karena pengalaman masa lalunya yg tidak menyenangkan, dipaksa oleh bapaknya untuk kuliah di jurusan tertentu agar mendapatkan pekerjaan di perusahaan terkemuka.
Pelajaran bagi orang tua untuk tetap menjaga kecerdasan emosional anak.
Semoga bermanfaat.
*Dede Mustafa*
Mind Therapist
Untuk Hypnotherapy hubungi :
Http://hypnotistherapy.blogspot.com
Http://theraafiat.blogspot.com
Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Raya Blok DD no.15
Kelapa Gading
Jakarta Utara
Telp/wa 08111494599
087883171247
0 Response to "Stres Pada Pekerjaan"
Posting Komentar